Terletak di Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Candi Sanggrahan berdiri tegak sebagai saksi bisu perjalanan sejarah Majapahit. Dikenal juga dengan nama Candi Gayatri, situs ini menyimpan kisah menarik yang tak hanya sekadar tentang arsitektur kuno, tetapi juga tentang sosok agung di baliknya: Gayatri Rajapatni, nenek dari Raja Hayam Wuruk dan salah satu tokoh penting dalam sejarah Kerajaan Majapahit.
Candi Sanggrahan: Bukan Sekadar Candi Biasa
Secara harfiah, "sanggrahan" berasal dari bahasa Jawa yang berarti "tempat singgah" atau "tempat peristirahatan." Penamaan ini bukanlah tanpa alasan. Berdasarkan catatan sejarah dan cerita rakyat yang berkembang, Candi Sanggrahan diyakini sebagai tempat peristirahatan terakhir rombongan pembawa abu jenazah Gayatri Rajapatni, setelah wafat pada tahun 1350 Masehi. Rombongan ini membawa abu Gayatri dari Keraton Majapahit menuju Candi Wajak di Tulungagung, yang dipercaya sebagai lokasi pendharmaan (tempat pemujaan) beliau.
Meskipun ukurannya tidak terlalu besar, Candi Sanggrahan memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi. Arsitekturnya yang khas menunjukan corak arsitektur Majapahit. Candi ini terbuat dari batu andesit dengan relief-relief yang terukir, meskipun sebagian sudah tidak terlalu jelas.
Mengupas Kisah Gayatri Rajapatni
Gayatri adalah putri bungsu dari Raja Kertanegara, raja terakhir Kerajaan Singasari. Setelah Majapahit berdiri, ia menjadi permaisuri Raden Wijaya dan ibu dari Tribhuwana Tunggadewi, raja ketiga Majapahit. Gayatri memegang peran penting dalam menjaga stabilitas politik kerajaan. Ketika Tribhuwana Tunggadewi mangkat, ia menyerahkan tahta kepada cucunya, Hayam Wuruk, dan menjadi penguasa spiritual kerajaan.
Karena peranannya yang begitu sentral, makam dan pendarmaannya menjadi lokasi yang sangat dihormati. Candi Sanggrahan menjadi bagian dari perjalanan terakhirnya.
Destinasi Wisata yang Menyentuh Hati
Saat ini, Candi Sanggrahan telah menjadi salah satu destinasi wisata sejarah dan budaya yang patut dikunjungi di Tulungagung. Suasana di sekitar candi sangat tenang dan asri, dikelilingi oleh pepohonan rindang.
Selain menikmati keindahan arsitektur candi, pengunjung juga dapat merenungkan nilai-nilai sejarah yang terkandung di dalamnya. Berada di lokasi ini seolah-olah membawa kita kembali ke masa kejayaan Majapahit, membayangkan rombongan pembawa abu jenazah yang dengan penuh hormat mengantarkan Gayatri ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Tips Berwisata ke Candi Sanggrahan:
- Lokasi: Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung.
- Akses: Lokasinya cukup mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi.
- Waktu Kunjungan: Datanglah saat pagi atau sore hari untuk menghindari teriknya matahari.
- Fasilitas: Terdapat area parkir dan beberapa warung di sekitar candi.
- Etika: Jaga kebersihan dan hormati kesakralan tempat ini. Hindari vandalisme dan jangan menginjak struktur candi.
Mengunjungi Candi Sanggrahan adalah cara untuk menyambungkan diri dengan masa lalu, merenungkan kebesaran peradaban Majapahit, dan menghormati jejak langkah Gayatri Rajapatni, sosok wanita yang memegang peranan penting dalam sejarah Nusantara. Candi ini bukan hanya sekadar tumpukan batu kuno, melainkan sebuah kisah yang abadi dan menunggu untuk diceritakan kembali.
No comments:
Post a Comment