Makam Bung Karno : Mengenang Sang Proklamator dan Pusara Sejarah Bangsa




Kota Blitar, Jawa Timur, menyandang julukan istimewa sebagai Bumi Bung Karno. Julukan ini tak lepas dari keberadaan tempat peristirahatan terakhir Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, yang terletak di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan. Makam Bung Karno (MBK) bukan sekadar tempat ziarah biasa, melainkan situs bersejarah yang menyimpan cerita, menjadi simbol penghormatan, dan destinasi edukasi yang selalu ramai dikunjungi peziarah dari berbagai penjuru.

Sejarah dan Pembangunan Kompleks Makam

Pemakaman Bung Karno di Blitar pada 21 Juni 1970, sehari setelah beliau wafat, sebenarnya merupakan keputusan dari pemerintah Orde Baru. Keputusan ini berseberangan dengan keinginan Bung Karno yang konon ingin dimakamkan di tempat sederhana di bawah pohon rindang di Bogor, atau di dekat ibundanya. Awalnya, lokasi ini bernama Taman Bahagia, sebuah Taman Makam Pahlawan (TMP) yang pernah diusulkan pendiriannya oleh Bung Karno sendiri saat berkunjung ke Blitar pada tahun 1950.

Pada awalnya, makam Bung Karno sangat sederhana. Namun, pada tahun 1978, muncul gagasan dari pemerintah pusat untuk membangun kompleks makam yang lebih representatif. Pemugaran besar-besaran pun dilakukan. Makam-makam pahlawan lainnya dipindahkan ke TMP Raden Wijaya, dan area ini dikhususkan untuk makam keluarga Proklamator.

Kompleks makam yang megah kemudian selesai dibangun dan diresmikan pada 21 Juni 1979. Sejak saat itu, tempat ini resmi dikenal sebagai Makam Bung Karno (MBK).

Arsitektur dan Isi Makam

Arsitektur kompleks makam ini kental dengan nuansa Jawa, ditandai dengan bangunan utama berbentuk Joglo yang disebut Cungkup Makam "Astono Mulyo". Di bawah cungkup inilah terdapat tiga makam:

  1. Ir. Soekarno (di tengah)
  2. Raden Soekemi Sosrodihardjo (ayah Bung Karno, di sebelah timur)
  3. Ida Ayu Nyoman Rai (ibu Bung Karno, di sebelah barat)

Batu nisan makam Bung Karno yang terbuat dari pualam hitam bertuliskan:

"Di sini dimakamkan Bung Karno Proklamator Kemerdekaan Dan Presiden Pertama Republik Indonesia. Penyambung Lidah Rakyat Indonesia."

Di depan area utama makam, berdiri megah sebuah Gapura Agung sebagai penanda memasuki kawasan pusara keluarga. Seluruh kompleks makam ini dikelilingi taman yang asri dan luas, menciptakan suasana khidmat dan damai bagi para peziarah.

Daya Tarik dan Nilai Edukasi

Makam Bung Karno telah bertransformasi menjadi salah satu destinasi wisata ziarah dan sejarah paling penting di Indonesia. Kedatangan ratusan ribu pengunjung setiap tahun membuktikan betapa kuatnya memori dan penghormatan terhadap Sang Proklamator.

Aktivitas Utama di Makam Bung Karno:

  • Ziarah: Tujuan utama pengunjung adalah berziarah, mendoakan, dan menaburkan bunga di makam Bung Karno serta kedua orang tuanya. Ziarah ini tak hanya bersifat religius, tetapi juga politis dan historis, di mana banyak tokoh negara datang untuk mengenang jasa-jasa beliau.
  • Museum dan Perpustakaan: Bersebelahan dengan area makam, terdapat Perpustakaan dan Museum Bung Karno. Kompleks ini menjadi pusat studi dan edukasi mengenai kehidupan, perjuangan, pemikiran, dan karya-karya Bung Karno. Koleksinya meliputi biografi, buku-buku karya Bung Karno, pidato, foto-foto dokumentasi, hingga artefak bersejarah.
  • Toko Cinderamata: Di sekitar kompleks makam, terdapat sentra oleh-oleh yang menjual berbagai cinderamata khas Blitar, termasuk kaus, pernak-pernik, dan berbagai kuliner khas Jawa Timur.

Makam Bung Karno di Blitar bukan hanya sebuah penanda kematian, melainkan sebuah monumen keabadian yang secara fisik menghubungkan generasi kini dengan sejarah perjuangan pendiri bangsa. Mengunjungi tempat ini adalah sebuah perjalanan spiritual dan historis untuk meresapi nilai-nilai nasionalisme dan menghargai warisan Sang Proklamator.


No comments:

Post a Comment

Adbox